Menulis Dalam Galau (Kompasiana)

avatar

Tulisan ini pernah dimuat di Kompasiana

Tahun 2019 adalah salah satu tahun berat bagi saya, suatu tahun yang penuh liku-liku kehidupan. Ingin rasanya menumpahkan segala curahan hati, tapi apa daya, belum menemukan tempat yang pas untuk mengungkapkan kekesalan hati dan emosi ini (pikiran ini ada sebelum mengetik tulisan ini). Pikiran dan hati terasa simpang siur tak karuan, sejenak di suasana tak menentu ini teringat akan buku lama yang pernah saya baca, The True Power of Writing, karangan M. Iqbal Dawami. Saya ambil buku itu dan menemukan pendapat Dr. Pennebaker mengenai manfaat menulis.

Dalam buku ini dikutip pendapat Dr. Pennebaker manfaat menulis yaitu :

a. Menjernihkan pikiran.

b. Mengatasi trauma.

c. Membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru.

d. Menulis membantu memecahkan masalah.

e. Membantu ketika terpaksa harus menulis.

Akhirnya terbersit dalam kesempatan saat ini (pada saat saya mengetik tulisan ini), saya berusaha mencoba melakukan saran dan pendapat Dr. Pennebaker yang telah diungkapkan di atas. Setelah berpikir agak lama, akhirnya saya memutuskan menulis ide ini di Kompasiana.

Tentu saja saya tidak bisa menuliskan secara rinci masalah saya disini, tidak mungkin masalah pribadi saya menjadi konsumsi publik. Alih-alih saya sudah berpikir bukannya mendapatkan simpati, malah mungkin caci maki yang saya terima. Asumsi tersebut saya dapat mengingat setelah seringkali membaca pendapat-pendapat dan tingkah laku Netizen di beberapa sosial media yang notabene mayoritas begitu.

Menulis bisa jadi salah satu cara pengalihan perhatian dari masalah kehidupan yang kita hadapi. Pengalihan yang bersifat positif, walaupun kadang belum tentu bisa menjadikan kegiatan ini sebagai cara untuk menemukan jalan solusi. Akan tetapi setidaknya bisa membantu meringankan beban yang ada di dalam pikiran. Selama fisik masih mampu melakukan kegiatan tulis menulis sebaiknya kegiatan ini dilakukan secara positif atau bila perlu dilakukan dalam keadaan negatif tapi santun (seperti halnya menuliskan kritik dan curahan hati dalam bentuk puisi).

Ernest Hemingway, seorang penulis legendaris yang piawai dalam menggunakan kata-kata dan merangkainya menjadi cerita-cerita bergaya romantis dan humanis (jujur saya belum baca bukunya, tapi ini berdasarkan review dari beberapa pembaca bukunya) berakhir tragis dengan bunuh diri, entah apa yang ada di benak si Ernest Hemingway ini. Padahal dia seorang penulis tetapi tetap saja tidak bisa mengatasi masalah yang dia hadapi dan memilih cara bunuh diri. Ini yang menjadi pertanyaan saya, apakah menulis bisa menyembuhkan depresi atau setidaknya bisa mengubah power negatif suatu masalah menjadi sesuatu hal yang berguna dalam bentuk tulisan.


Foto : Dokumen Budiman Hakim

Creative Attitude

Mentor menulis saya, Budiman Hakim, pentolan dan sekaligus pendiri grup The Writers pernah memberikan wejangan bahwa kekuatan menulis itu bisa berasal dari emosi dan pengalaman pribadi yang kita alami. Kekuatan emosi yang dimaksud adalah bisa bersifat positif atau pun negatif, dan inspirasi sebuah tulisan bisa berasal dari perasaan sedih, gembira, jatuh cinta, benci dan sayang, dan lain sebagainya yang terpenting baginya adalah creative attitude (Sikap kreatif) .

Nah yang susah itu adalah memunculkan creative attitude-nya itu. Bagaimana bisa orang lagi sedih, bingung, marah dan pikiran dalam keadaan kalut membuat sebuah karya kreatif? Alih-alih hasilnya bukan kreatif tapi malah jadi narsis. Inilah yang menjadi tantangan bagi saya pribadi yaitu untuk merubah suatu energi negatif menjadi kekuatan positif yang nantinya diharapkan bisa menginspirasi para pembacanya.

Teringat sebuah pendapat dari teman senior saya di grup The Writers, Mbak Raras yang pernah berpendapat bahwa antara gila dan kreatif itu beda tipis. Ha..ha..! Pendapat ini ada benarnya kadangkala creative attitude bisa merubah sebuah karya tulis menjadi keluar dari pakem yang ada. Malah jadi sebuah karya yang menggila, ekseperemental yang kadang belum tentu bisa diterima khalayak umum.

Menulis adalah menulis. Menulis untuk dibaca itulah pendapat saya, bahkan Arswendo Atmowiloto seringkali menekankan bahwa ketika ia sedang menulis atau membuat cerpen dia harus membuatnya menjadi hasil karya yang terbaik. Walaupun begitu saya tidak bisa alih-alih mengikuti sang motto sang begawan itu, saya lebih memilih pendapat bahwa menulis untuk dibaca karena walaupun bagaimanapun juga saya tidak bisa meniru secara mentah-mentah Arswendo Atmowiloto. Ha..ha..! Setiap orang punya gaya sendiri, meneladani iya, tapi meniru seratus persen janganlah.

Kembali lagi ke masalah menulis dalam keadaan galau, maka kita kembali lagi ke creative attitude. Sebuah tingkah laku yang didalamnya terdapat pemikiran kreatif untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan dan alami dalam suatu karya tulis. Menimbulkan sikap kreatif tidaklah mudah, tapi bukan berarti mustahil.

Sikap ini bisa muncul ketika kita sudah terbiasa melatihnya dengan cara membuat suatu karya tulis-karya tulis berdasarkan pengalaman pribadi sebagaimana kebanyakan yang dilakukan oleh para Kompasioner. Banyak sekali saya membaca suatu karya tulis yang enak dibaca di Kompasiana walaupun ditulis dalam gaya bahasa sederhana tapi menarik karena mereka menulis memang untuk dibaca oleh Kompasioner lainnya bahkan untuk publik. Kiranya kita bisa meniru...eh! Meneladani para Kompasioner yang pernah menjadikan tulisannya menjadi Headline dan pilihan para editor di Kompasiana. (hpx)



0
0
0.000
6 comments
avatar

Sudah upvote dan reblog ke ribuan follower.. :-3 Terimakasih sudah memilih @puncakbukit sebagai witness dan kurator anda.

0
0
0.000
avatar

Congratulations @happyphoenix! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :

You received more than 90000 upvotes. Your next target is to reach 95000 upvotes.

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
0
0
0.000
avatar

Nice post, ini merupakan postingan yang sangat bermanfaat bagi para penulis seperti kita para steemian karena hampir semua isi kontennya berkaitan tentang literasi.

0
0
0.000
avatar

Hi @happyphoenix!

Your post was upvoted by @steem-ua, new Steem dApp, using UserAuthority for algorithmic post curation!
Your UA account score is currently 4.741 which ranks you at #1587 across all Steem accounts.
Your rank has not changed in the last three days.

In our last Algorithmic Curation Round, consisting of 93 contributions, your post is ranked at #37.

Evaluation of your UA score:
  • Some people are already following you, keep going!
  • The readers like your work!
  • Try to work on user engagement: the more people that interact with you via the comments, the higher your UA score!

Feel free to join our @steem-ua Discord server

0
0
0.000